Dua startup raksasa Tanah Air, Gojek dan Tokopedia, dikabarkan semakin dekat dengan keputusan merger. Pasalnya, laporan dari D-Insight menyatakan keduanya telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat (CSPA).
Terkait hal tersebut, Pengamat Teknologi dan Informasi (TI) Heru Sutadi mengatakan pandemi yang berlangsung lebih dari setahun ini telah mengubah lanskap industri digital di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Menurut Heru, ada bisnis digital yang tutup dan ada yang selamat dari badai pandemi.
Pandemi adalah game changer, jadi jika masih eksis harus bertahan untuk berkembang, kata Heru saat dihubungi Tekno Liputan6.com, Rabu (10/3/2021).
Heru menuturkan, banyak strategi yang dilakukan, termasuk konsolidasi atau merger antar perusahaan. Dengan konsolidasi tersebut diharapkan kedua bisnis startup tersebut akan tumbuh atau menguasai pasar dengan lebih baik, termasuk Gojek dan Tokopedia.
Menurut Direktur Eksekutif ICT Institute, Gojek sudah menjadi decacorn dan Tokopedia sudah menjadi unicorn. Namun, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
“Gojek tidak memiliki ekosistem e-commerce. Meski ada layanan pengiriman dan pembelian produk, belum optimal. Sedangkan ekosistem e-commerce penjual dan pembeli sudah terbangun,” kata Heru.
Di sisi lain, Tokopedia sebagai perusahaan e-commerce besar juga membutuhkan jasa pengiriman yang super cepat dan hal ini masih menjadi kendala.
Apalagi menurut Heru, saat ini banyak orang yang menjual bahan pangan atau tumbuhan yang membutuhkan pengiriman cepat. Terkait layanan pengiriman cepat ini, Gojek dinilai bisa memberikan solusi.
Situs Poker Online | Poker88 | Agen Judi Poker Online | Poker Aku
Comments
Post a Comment